Jumat, 23 November 2018

Kompensasi Langsung dan Kompensasi Tidak Langsung


            Kompensasi  adalah  semua  pendapatan yang berbentuk uang baik yang langsung maupun yang tidak langsung sebagai suatu imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima oleh para karyawan atas dasar pengganti jasa yang telah mereka berikan. 
            Kompensasi berdasarkan individu karyawan adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai suatu balas jasa atas berbagai kontribusi tenaga dan juga pikiran yang telah di sumbangkan pada organisasi. Sedangkan dalam sudut organisasi perusahaan, kompensasi adalah segala sesuatu yang telah diberikan kepada karyawan sebagai balasa jasa atau kontribusi tenaga dan juga pikiran yang telah mereka sumbangkan kepada organisasi dimana mereka bekerja. 
            Kompensasi meliputi pembayaran tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk-bentuk benefit dan juga dalam bentuk pelayanan (jasa), dan isentif untuk memberikan sebuah dorongan motivasi bagi setiap karyawan agar dapat berfungsi untuk meningkatkan produktifitas yang lebih tinggi merupakan sebuah komponen penting dalam menentukan hubungan kerja. 

Pengertian Kompensasi Menurut Para Ahli 
1.      Pengertian Kompensasi Menurut Martoyo (2007:116) 
Menurut Martoyo, bahwa pengertian kompensasi adalah pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi employers maupun employees, baik secara langsung berupa uang (finansial) maupun yang tidak langsung berupa uang (non finansial). 
2.      Pengertian Kompensasi Menurut Hasibuan (2008: 118) 
Menurut Hasibuan, bahwa definisi kompensasi yang diuraikannya, berpendapat bahwa pengertian kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung ataupun tidak langsung yang diterima karyawan dalam bentuk imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. 
3.      Pengertian Kompensasi Menurut Sastrohardiwiryo (2005: 181) 
Menurut Sastrohardiwiryo, bahwa pengertian kompensasi adalah imbalan jasa atau balasan jasa yang diberikan oleh perusahaan untuk para tenaga kerja, dimana tenaga kerja telah memberikan sumbangan tenaga dan juga pikiran demi adanya sebuah kemajuan perusahaan agar dapat berfungsi dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
4.      Pengertian Kompensasi Menurut Rivai (2004: 357) 
Menurut Rivai, bahwa pengertian kompensasi adalah sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai suatu pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. 
5.      Pengertian Kompensasi Menurut Marihot Tua Efendi 
Menurut Marhot Tua Efendi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia (2005: 244) bahwa definisi kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atuapun lainnya, yang bisa berupa gaji upah bonus insentif, dan juga dapat berupa tunjangan lainnya misalnya tunjangan hari raya, uang cuti uang makan dan lain-lainnya.  

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut terkait pengertian kompensasi, maka ditarik sebuah kesimpulan bahwa pengertian kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan, baik yang langsung atau tidak langsung atas balas jasa perusahaan berupa gaji, upah, insentif, tunjangan, dll. 

Tujuan Kompensasi 
            Tidak sedikit kasus Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas keluar setelah diperoleh dengan susah payah akibat sistem kompensasi yang kurang menarik, sehingga kompensasi demikian bertujuan bukan unuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, akan tetapi untuk mempertahankan sumber daya manusia (SDM).

Menurut Hasibuan (2010: 121) bahwa tujuan kompensasi adalah sebagai berikut.. 
1.      Ikatakan Kerja Sama. Pemberian kompensasi akan terjalin sebuah kerja sama formal antara majikan dan juga karyawan. Dengan mengerjakan tugas dengan baik, sedangkan pengusaha majikan wajib membayar kompensasi sesuai perjanjian yang telah disepakati. 
2.      Kepuasan Kerja. Dengan adanya balas jasa, karyawan memenuhi suatu kebutuhan status sosial, fisik dan juga egoistiknya sehingga dapat memperoleh kepuasan kerja dan juga jabatannya. 
3.      Pengadaan Efektif. Program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan dapat lebih mudah. 
4.      Motivasi. Balas jasa dapat memberikan cukup besar, manajer akan mudah untuk memotivasi bawahannya. 
5.      Stabilitas Karyawan. Program kompensasi atau prinsip adil dan layak serta eksternal konsisten yang kompetitif dapat memberikan adanya sebuah stabilitas karyawan yang lebih terjamin karena adanya sebuah turnover yang relatif kecil. 
6.      Disiplin. Dengan adanya suatu pemberian balas jasa yang cukup besar, maka mampu untuk menghadirkan adanya disiplin ilmu bagi segenap karyawan yang semakin baik. Mereka dapat menyadari serta menaati suatu peraturan yang berlaku. 
7.      Pengaturan Serikat Buruh. Kompensasi berpengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan juga karyawan mampu untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya. 
8.      Pengaruh Pemerintah. Program kompensasi yang sesuai dengan undang-undang perburuan yang berlaku misalnya batas upah minimum, maka intervensi pemerintah mampu untuk dihindarkan.

Menurut Notoadmojo, bahwa terdapat beberapa tujuan kompensasi yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.
1.      Menghargai Prestasi Kerja. Pemberian kompensasi sebuah penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja karyawan. 
2.      Mendorong Keadilan. Kompensasi yang baik akan menjamin terjadinya keadilan antara karyawan dalam organisais. 
3.      Mempertahankan Karyawan. Sistem kompensasi yang baik, para karyawan lebih survival bekerja pada organisasi itu. 
4.      Memperbaiki Karyawan yang Bermutu. Sistem kompensasi yang baik dan juga menarik lebih banyak calon karyawan, berpeluang untuk memilih karyawan yang terbaik. 
5.      Pengendalian Biaya. Kompensasi yang baik, akan mengurangi seringnya rekrutmen, akibat yang semakin seringnya karyawan yang keluar mencari pekerjaan lain yang lebih menguntungkan. 
6.      Memenuhi Peraturan-peraturan. Sistem kompensasi yang baik sebagai aturan dari pemerintah. Suatu perusahaan yang baik dituntut adanya sebuah sistem administrasi kompensasi yang baik juga. 

Komponen Kompensasi
            Terdapat beberapa komponen-komponen kompensasi. Adapun komponen tersebut adalah sebagai berikut..
1.      Gaji. Gaji adalah balas jasa berupa uang untuk diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan fikiran dalam mencapai tujuan perusahaan. 
2.      Upah. Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atuapun banyaknya pelayanan yang diberikan 
3.      Insentif. Insentif merupakan imbalan langsung yang diberikan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. 
4.      Fasilitas. Fasilitas adalah suatu kompensasi tambahan dalam memberikan kenyamanan bagi karyawan.

Kompensasi total terdiri atas tiga komponen yang memiliki macam-macam variasi, yaitu: 
1.      Unsur yang mendasar adalah kompensasi tetap diterima oleh karyawan secara teratur, baik berupa gaji atuapun upah. 
2.      Komponen total yang insentif, program untuk dirancang memberi imbalan kepada karyawan atas kinerjanya yang baik. Insentif dalam bentuk seperti bonus dan bagi untung. 
3.      Komponen terakhir dari kompensasi total yakni tunjangan yang terkadang disebut dengan kompensasi tidak langsung. Tunjungan tersebut terdiri dari asuransi, liburan, kesehatan dan lain-lainnya. 

Sedangkan menurut Patton bahwa dalam kebijakan kompensasi terdapat tujuh kriteria. Kompensasi seharusnya. 
1.      Memadai. Dalam tingkat yang minimal pemerintahan, manajerial dan serikat kerja harus dipenuhi. 
2.      Adil. Setiap orang harus diberi imbalan secara adil, sesuai atas usahanya, kemampuan, dan juga pelatihannya. 
3.      Seimbang. Gaji/upah, tunjangan dan juga penghargaan lainnya seharusnya memberi sebuah paket imbalan yang menyeluruh dan juga layak. 
4.      Efektif biaya. Gaji seharusnya dalam takarannya tidak berlebihan dan juga mempertimbangkan kemampuan suatu organisasi membayar. 
5.      Aman. Gaji/upah seharusnya cukup dalam membantu setiap karyawan yang memiliki rasa aman dan juga nyaman untuk membantu dalam memenuhi setiap kebutuhan pokoknya. 
6.      Menyediakan insentif. Imbalannya seharusnya memotivasi kerja yang efektif dan juga produktif. 
7.      Dapat diterima karyawan. Karyawan seharsunya memahami suatu sistem imbalan dan juga merasa bahwa sistem demikian masuk akal bagi perusahaan ataupun bagi dirinya. 

Jenis-Jenis Kompensasi 
Kompensasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu: 
1.      Kompensasi Langsung
Kompensasi langsung adalah kompensasi yang dirasakan secara langsung oleh penerimanya, misalnya gaji, insentif, dan juga upah. 
2.      Kompensasi Tidak Langsung 
Kompensasi tidak langsung adalah kompensasi yang tidak langsung dirasakan oleh karyawan, yakni benefit dan service (tunjangan pelayanan), Benefit dan service adalah kompensasi tambahan (financial atau non financial ) yang diberikan atas dasar kebijakan perusahaan terhadap keseluruhan karyawan atas usaha dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Program tunjangan karyawan dapat bagi dalam tiga kategori yakni sebagai berikut.. 
a.       Tunjangan memberikan hasil (income) serta memberikan peningkatan rasa aman bagi setiap kalangan karyawan yang membayar pengeluaran ekstrim atau luar basa yang dialami karyawan secara tidak terduga. 
b.      Program tunjangan sebagai kesempatan karyawan. Meliputi pembayaran kuliah hingga hiburan, cuti, hari besar dan cuti bagi karyawan perempuan yang hamil. 
c.       Tunjangan untuk menjamin kenyamanan karyawan selama bekerja di perusahaan. Dalam hal ini tunjangan kendaraan kantor, ruang kantor yang nyaman bagi karyawan dan adanya tempat parkir yang nyaman. 

Jenis-Jenis Kompensasi Menurut Gugup Kismono (2011: 178) 
Menurut Gugup Kismono bahwa kompensasi terdiri atas macam-macam kategori yakni sebagai berikut..
1.      Kompensasi Finansial. Kompensasi finansial terbagi dua macam yaitu, kompensasi langsung yang berupa pembayaran upah (pembayaran atas tujuan jam kerjanya), gaji (pembayaran secara tetap), dan insentif atau bonus. Sementara kompensasi tidak langsung adalah berupa pemberian pelayanan dan fasilitas kepada karyawan misalnya program beasiswa pendidikan, libur, perumahan dll. 
2.      Kompensasi Non Finansial. Kompensasi yang terdiri atas dua macam yakni kepuasan dari pekerjaan itu sendiri dan kepuasaan yang diperoleh dari lingkungan kerja. Kepuasan dari lingkungan pekerjaan itu sendiri adalah kepuasaan yang diberikan berupa tugas-tugas menarik, tanggung jawab, tantangan, rasa pencapaian, dan juga pengakuan. Sedangkan kepuasaan yang diperoleh dari lingkungan kerja karyawan berupa kebijakan yang sehat, supervisi yang kompeten, kerabat kerja yang menyenangkan, dan juga lingkungan kerja yang nyaman. 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi 
            Sistem pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawan dapat dipengaruhi dengan berbagai faktor sebagai suatu tantangan setiap organisasi dalam menentukan kebijakan kompensasi bagi karyawannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah sebagai berikut..
1.      Produktivitas. Organisasi berkeinginan untuk memperoleh keuntungan baik berupa material atau non-material. 
2.      Kemampuan untuk Membayar. Pemberian kompensasi tergantung dari mampu untuk membayar. Organisasi tidak memberikan kompensasi tidak melebihi kemampuannya. 
3.      Kesediaan untuk Membayar. Kesediaan ini berpengaruh atas kebijaksanaan pemberian kompensasi karyawannya. 
4.      Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja. Banyak tidaknya tenaga kerja di pasaran kerja, dapat mempengaruhi pemberian kompensasi. 
5.      Organisasi Karyawan. Adanya organisasi karyawan tersebu akan berpengaruh terhadap kebijakan pemberian kompensasi. 
6.      Peraturan dan Perundang-Undangan. Hal demikian akan membantu bidang perburuan (karyawan). Peraturan tersebut jelas mempengaruhi sistem pemberian kompensasi bagi setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta. 

Kriteria Pemberian Kompensasi
            Kebijakan ini dapat memberikan kompensasi bagi perusahaan untuk berubah-ubah. Agar perubahan tersebut tidak menimbulkan kegoncangan bagi perusahaan, maka menurut Notoatmodjo (2003:159), kriteria yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut..
1.      Biaya Hidup. Kriteria ini berorientasi kepada kebutuhan karyawan yang dipentingkan agar memiliki produktivitas yang optimal. 
2.      Produktivitas. Meningkatkan produktivitas karyawan akan meningkatkan penghasilan organisasi. 
3.      Skala Upah atau Gaji Umum yang Berlaku. Kriteria yang terbilang sulit jika dilihat dari besar kecilnya organisasi tersebut. Namun, organisasi tersebut dapat berkaca kepada organisasi yang setingkat secara umum untuk memberikan kriteria pemberian kompensasi bagi karyawannya. 
4.      Kemampuan Membayar. Setiap organisasi memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah karyawannya, dikaitkan dengan keseluruhan organisasi. 
5.      Upah atau Gaji untuk Menarik, Mempertahankan dan Memotivasi Karyawan. Organisasi yang baik selalu menarik calon karyawan bekerja di dalamnya, serta mempertahankan karyawannya untuk betah bekerja didalamnya. 

Edy Sutrisno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Perdana Media            Group. hlm: 181.  

H.M. Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. hlm: 19.  

Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIE YKPN. hlm: 442.

H. Wayne Monde. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 2 Edisi 10. Jakarta:       Erlangga. 

Kaswan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing Organisasi.          YogyakartaL Graha Ilmu. hlm: 146.  

Rivai dan Ella.2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.        hlm: 744-749.  

Nur Hidayah. 2012. Sistem Pemberian Kompensasi di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji di          Jabal Rahmah Suraba. Skripsi: Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.        hlm: 25. 

http://www.artikelsiana.com/2017/09/pengertian-kompensasi-tujuan-komponen.html (diakses        pada tanggal 23 November pukul 20.50)

Selasa, 23 Oktober 2018

Tips dan Trik dalam Menghadapi Wawancara Kerja


            Wawancara merupakan tahapan yang penting untuk memperoleh pekerjaan. Proses wawancara menentukan berhasil atau tidaknya seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Banyak pelamar pekerjaan yang memiliki pengetahuan yang tinggi tetapi gagal dalam tahapan wawancara ini. Sikap dan perilaku, karakter diri anda, dan persiapan dalam menghadapi wawancara dapat mempengaruhi keberhasilan wawancara ini. Berikut ini adalah tips dan trik untuk mengahadapi wawancara :
1.     Datang lebih awal. Dengan waktu yang masih tersisa sebelum wawancara, dapat  digunakan untuk mengatur emosi, mengontrol stres yang tidak perlu, membuat pikiran agar tetap tenang dan fokus, dan merapihkan pakaian
2.    Jabat tangan interviewer dengan tegas dan biarkan interviewer memulai pembicaraan. Saat Anda bertemu dengan interviewer , pandanglah kedua matanya dan jabatlah tangannya dengan tegas. Interviewer akan mengetahui karakter Anda melalui cara Anda berjabat tangan. Berikan kesempatan kepada interviewer untuk memulai pembicaraan
3.  Berikan jawaban yang singkat dan jelas. Dalam sebuah wawancara ada beberapa pertanyaan kunci yang sebaiknya Anda jawab dengan singkat namun jelas. Contohnya “Apa yang menjadi alasan Anda untuk hengkang dari perusahaan sebelumnya?”, “Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan Anda?”, “Kesalahan apa yang pernah Anda perbuat dan bagaimana mengatasinya?” dan sebagainya. Usahakan Anda menjawab semua pertanyaan yang diberikan sesuai dengan jalur dan jangan memberikan jawaban yang akan menimbulkan pertanyaan baru atau membingungkan interviewer.
4.   Aktif dalam percakapan. Ciptakan hubungan yang akrab dengan interviewer dan ajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang Anda lamar. Misalnya peraturan perusahaan, kebijaksanaan perusahaan yang Anda dapatkan jika diterima untuk bekerja
5.  Tetap rendah hati. Jangan meremehkan persyaratan dan pertanyaan yang diberikan oleh interviewer. Walaupun Anda sudah cukup berpengalaman, terapkanlah sikap rendah hati. Jawab pertanyaan dengan senyuman dan jawaban yang mengesankan. Sikap rendah hati akan sangat disukai walaupun Anda sudah mempunyai segudang pengalaman kerja karena hal inilah yang mencerminkan sikap Anda nantinya jika Anda diterima untuk bekerja.
6.     Perlihatkan minat dan semangat. Ekspresi wajah Anda akan sangat berpengaruh pada kesan interviewer terhadap Anda. Ekspresi yang monoton tidak akan membuat interviewer berminat dan yakin akan kemampuan Anda. Cerikan tentang pengalaman yang telah anda jalani dengan ekspresi yang bersemangat dan yakinkan interviewer bahwa Anda akan sukses melakukan pekerjaan yang baru nantinya berkat pengalaman dimasa lalu.
7.  Menetapkan harapan Anda. Pada umumnya, sebelum dilakukannya wawancara Anda diharuskan mengisi formulir interview yang berisikan informasi tambahan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menyeleksi kandidatnya, termasuk salary dan fasilitas yang diharapkan. Jangan mematok harga yang tidak rasional. Lebih bijak jika Anda megukur terlebih dahulu kemampuan Anda bukan mengikuti keinginan Anda, lalu simpulkan seberapa layak Anda mendapatkan salary dan fasilitas jika Anda diterima untuk bekerja di perusahaan tersebut. Jangan lupa untuk mencari informasi standard salary perusahaan dari karyawan, internet dan beberapa buku panduan lainnya. Contohnya, untuk standar gaji lulusan S1, D3, SMA sederajat dan sebagainya. Lebih banyak informasi yang Anda dapatkan akan lebih mematangkan persiapan Anda untuk wawancara.
8.     Jangan menceritakan kelemahan perusahaan sebelumnya. Ada beberapa interviewer yang memancing peserta wawancara untuk mencari selah agar Anda mencerikan kelemahan perusahaan dimana Anda bekerja sebelumnya. Hindari menceritakan kelemahan perusahaan, atasan bahkan lingkungan kerja Anda sebelumnya. Ada beberapa asumsi dari sang interviewer jika Anda terpancing dengan pertanyaan ini “Jika Anda mengundurkan diri dari perusahaannya, akan sangat memungkinkan jika Anda juga akan menceritakan kelemahan perusahaannya” Agar tidak terpancing dengan tipe pertanyaan seperti ini, persiapkanlah jawaban Anda sebelum menghadapi wawancara. Ingat, Bukan berarti Anda harus berbohong untuk menutupi kelemahan perusahaan sebelumnya. Intinya buatlah jawaban yang sekreatif mungkin dan tidak manipulatif.
9.     Ucapkan terima kasih dan follow up. Setelah wawancara selesai jangan lupa ucapkan terima kasih pada interviewer karena Anda telah diberikan kesempatan untuk wawancara meskipun Anda nantinya tidak diterima bekerja di perusahaan tersebut atau tidak tertarik pada pekerjaaan tersebut. Dan jangan lupa untuk follow up, sejauh mana hasil dari wawancara. Anda bisa menghubungi perusahaan untuk menanyakan hasil wawancara.

Referensi : 
 https://id.jobsdb.com/id-id/articles/trik-super-efektif-menghadapi-wawancara (Diakses pada tanggal 23 Oktober 2018 Pukul 10.12)